Dengan pengalaman kerja yang berhubungan dengan pns di suatu badan pemerintah, saya jadi kurang respek pada mereka. Mulai dari kenyataan yang ternyata bukan hanya desas-desus kalau mereka sering ngaret berjam-jam, sampai pelayanan yang lelet dan tidak efisien
(walaupun tidak semuanya seperti ini, ada juga pns yang berdedikasi mengerjakan tugas walaupun sudah lewat jam pulang*contohnya Mamak dan Bapak.Hehe..).
Ada satu pengalaman yang akhirnya membuka pikiran saya tentang pekerjaan ini.
Hari itu hari Sabtu. Sepulang dari kerja yang setengah hari itu, saya berencana untuk mengeposkan beberapa lamaran pekerjaan*mencoba peruntungan baru, lalu membeli tiket pulang di Stasiun Gambir untuk dua hari lagi.
Tapi saya keluar kantor sudah pukul 1 lewat, dan kantor pos pusat tutup pukul 2 siang. Waktu terlalu mepet kalau saya memaksakan diri untuk ke kantor pos. Apalagi suasana siang hari itu sangat panas, menghilangkan mood saya seketika.
Setelah membatalkan niat untuk mengeposkan surat lamaran itu, saya langsung menuju Stasiun Gambir naik Transjakarta. Memasuki pintu Stasiun Gambir dengan shelter gambir 2, saya merasa beruntung. Mata saya tertuju pada papan besar berwarna oranye yang bertuliskan kantor pos. Wah kebetulan sekali...ternyata di Stasiun Gambir ada kantor pos..Sejak kapan ya? ^ ^
Saya lalu menuju pintu kantor pos yang digantungi tulisan ”close” . Yah wajar saja karena ini sudah jam 2 lewat....pikir saya. Tapi saya tidak menyerah. Celingak-celinguk saya mengintip ke dalam melalui pintu kacanya. Sedikit terlihat bagian dalamnya. Ternyata ada seseorang di dalam. Seorang bapak memakai baju batik coklat.
”Ada apa mbak?” bapak itu bertanya pada saya melalui celah pintu kaca. ”Saya mau ngeposin surat pak”, jawab saya berharap..”kilat khusus?”..”bukan pak”, hampir hilang harapan..
”Ya masuk aja”, kata bapak itu sambil membuka kunci pintunya.
Saya lalu menjelaskan kalau saya mau mengeposkan beberapa surat dan bukan kilat khusus, tapi apa bisa diposkan di situ sekalian saja karena sekarang saya sudah ada disini. Daripada saya harus ke kantor pos pusat yang pasti sudah tutup. Bapak itu tersenyum mengerti.
Bapak ini tampaknya sangat iba pada saya yang sudah kelihatan kucel dan kepanasan. Dia menyalakan AC, dan menyuruh saya untuk duduk di dekat AC*jadi malu sendiri.
Tambah malu lagi, karena saya membuat Bapak itu menunggu karena saya belum memasukkan kertas yang akan diposkan ke dalam amplop*dan meminjam strepler kertas. Hehehe..
”Santai saja mbak. Tidak usah buru-buru. Saya sekarang juga sedang membereskan dokumen-dokumen”, katanya sambil sibuk membongkar kertas-kertas dari lemari.
Setelah saya selesai memasukkan kertas-kertas ke dalam amplop, bapak itu menimbang amplop-amplop yang akan saya poskan. Ternyata perangko yang saya tempelkan kurang untuk berat setiap amplop. Kemudian saya membeli perangko tambahan untuk tiap amplopnya.
Kami berdua mengobrol lumayan banyak selama itu. Ditengah obrolan itu saya tahu nama bapak itu adalah Bapak Juki, dan dia baru 3 bulan dipindahkan dari kantor pos pusat ke kantor pos Gambir ini. Dalam obrolan kami saya bertanya,” Disini ada kantor pos sejak kapan ya pak, perasaan saya sering ke Gambir tapi tidak melihat tanda-tanda ada kantor pos. Apa kebetulan karena saya sedang mencari ya, makanya melihat disini ada kantor pos”.
Pak Juki hanya tersenyum dan bilang, ” Mungkin karena palang tanda petunjuk kantor pos yang saya pasang beberapa hari lalu jadi mbak tahu disini ada kantor pos”.
Saya tersenyum menyadari apa yang dilakukan Pak Juki. Sebuah dedikasi pada pekerjaan. Hal yang tampak sepele namun besar artinya. Memasang palang tanda petunjuk kalau disitu ada kantor pos.
Setelah semua amplop saya di cap, saya mengucapkan terimakasih pada Pak Juki. Pak Juki melepas saya dengan menyilakan saya untuk berkunjung lagi ke sana kalau kebetulan ke Stasiun Gambir.
Selama berjalan keluar kantor pos, saya tersadar ternyata memang masih ada orang yang berdedikasi pada pekerjaan yang dianggap banyak orang sebagai pekerjaan yang santai-santai saja dan cenderung tidak bertanggung jawab.
Note :
Mamak saya bekerja sebagai pns sudah 25 tahun. Beberapa hari yang lalu saya sedikit terkejut ternyata sewaktu iseng memasukkan nama Mamak ke kuis fb *profesi yang sesuai untuk kamu berdasarkan fengshui nama* ternyata pekerjaan yang cocok untuk Mamak memang pns. Haha...
salam sehat ^^
Akh...Hebatnya Pak Juki ini...
ReplyDeleteMelakukan pekerjaan karena keharusan...
dan melakukan pekerjaan dengan setulus hati...
memang terasa sekali bedanya ya...
Mudah2an masih banyak pak Juki lain di PNS ya :)
Setelah membaca ceritanya saya tiba2 jadi semangat bekerja hehe.
ReplyDelete@ mba Erry : yupi..smoga.kalaupun ntar ujung2nya ak juga jdi PNS , smoga ya bsa berdedikasi seperti pak Juki itu..^^
ReplyDelete