Ada pengalaman berkesan yang pernah saya alami dengan anak-anak jalanan. Sebenarnya kejadiannya sudah lama, waktu saya masih bekerja di Jakarta. Walau begitu, saya tetap ingin membagikan cerita ini, karena pengalaman ini membuat hati campur aduk
Hari Minggu ini bakal menjadi hari Minggu yang seru. Begitu pikiran saya hari itu. Dengan semangat saya berangkat pagi buta jam 5 dari kostan saya di Grogol ke kantor saya di daerah Harmoni, Jakarta Pusat dengan...jengjeng...naik ojek..^^*tanpa helm sodara-sodara..pak ojeknya lupa..tapi sudahlah,jalanan pagi itu masih sepi*
Sampai di kantor sudah pada penuh anak-anak kantor. Jadi ceritanya hari Minggu itu ada acara kantor "Tea walking" yang diadakan kantor saya. Acaranya di daerah Gunung Mas,Puncak. Paling tidak kami harus sampai di puncak sebelum jam 9, jadi kami harus kumpul pagi-pagi.
Ada 6 bus yang membawa kami ke Puncak. Sampai di tempat acara, ternyata di sana sudah didirikan panggung besar. Kami lalu dibagi jadi beberapa kelompok, membaur dengan teman-teman baru dari cabang lain. Setelah itu, seperti acara outbond biasanya..kami berjalan sesuai rute yang ditentukan dan berhenti di beberapa pos untuk menyelesaikan suatu game. Kalau kelompoknya menang, maka akan mendapatkan poin.
Setelah semua kelompok menyelesaikan rutenya, semua kembali berkumpul di lapangan tempat awal kami mulai. Di panggung sudah ada band musik yang mengisi acara...dangdut...*itu masih jaman sedang heboh-hebohnya lagu "keong racun" Sinta Jojo*. Acara tentu belum lengkap tanpa doorprize yang selalu ditunggu-tunggu. Apalagi hadiah utamanya sepeda motor...*lumayan lah pada akhirnya saya mendapat DVD player..daripada cuma dapat payung atau handuk..hehe...maafkan saya teman-teman^^ *
Selama menunggu pengumuman doorprize yang diselingi nyanyian dangdut dan acara joget ria..kami juga bisa menyantap makanan yang sudah disediakan dalam jumlah banyak. Ada bakso dan juga es krim. Pada saat itu semua orang sibuk makan dan ada beberapa orang yang ikut maju ke depan panggung untuk berjoget bersama-sama. Sampai tidak banyak yang menyadari apa yang terjadi. Tapi ternyata ada satu teman saya yang menyadarinya.
Teman saya ini tiba-tiba mendatangi saya dengan mata basah. "Lho kamu kenapa?", tanya saya kepadanya.
Dia lalu menarik saya agak menjauh dari panggung. Dengan sedikit sesenggukan dia menunjuk anak-anak jalanan yang ada di sekitar kami. Anak-anak jalanan itu ternyata mengais-ngais tempat sampah untuk mencari makanan yang kami buang, ada yang masih utuh atau sisa sudah dimakan, bahkan sudah terinjak.
Saya kaget sekali, ternyata jumlah anak jalanan itu tidak sedikit. Ada di setiap sudut panggung. Usianya masih kecil-kecil, sepertinya msih ada yang berumur 5 tahunan.
Setiap menemukan makanan mereka akan berebutan. Kalau berhasil mendapatkan makanan akan mereka simpan dalam kantong plastik yang sudah kucel..Mereka juga berani masuk diantara kerumunan orang mencari-cari dus makanan* saya agak tidak sanggup melanjutkan cerita ini...perasaan jadi campur aduk seperti saat itu*.
Pemandangan yang terlihat sangat kontras. Anak-anak jalanan itu berebut makanan yang sudah tidak layak, sedangkan kami bersenang-senang disini. Berjoget-joget dan membuang-buang makanan.Saat itu perasaan saya bingung. Berfikir apa yang kira-kira bisa saya lakukan. Saya lalu punya ide. Bukan ide yang aneh-aneh. Hanya bagaimana caranya bisa menyenangkan anak-anak jalanan itu meskipun hanya sebentar.
Saya bilang ke teman saya, saya akan mengantri untuk mengambil beberapa es krim, dan kami akan memberikannya kepada mereka *toh es krimnya masih tersisa sangat banyak*. Teman saya setuju.
Setelah mengambil es krim, kami lalu menjauh dari kerumunan. Teman saya lalu memanggil beberapa anak-anak jalanan. Saya menunggu sambil memegang es krimnya. Dari kejauhan saya melihat teman saya berbicara kepada anak-anak itu sambil menunjuk ke arah saya. Begitu melihat apa yang saya pegang, anak-anak itu berlarian ke arah saya.
"Jangan berebut ya. Nanti dibagi sama teman yang lain", begitu saya berkata pada mereka yang berebutan Sedih rasanya melihat mata mereka yang sangat berbinar-binar melihat es krim. Seakan-akan mereka rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Setelah kami bagikan es krimnya, anak-anak itu berlarian masih melanjutkan pencarian makanan mereka....
Hari itu saya mendapat pelajaran yang sangat berharga. Saya bersyukur sekali masih bisa makan tanpa harus mengais-ngais sampah dan berjanji tidak akan membuang-buang makanan..Sayangnya pelajaran ini juga sering saya lupakan. Setelah itu terkadang saya masih membuang makanan saya kalau tidak saya habiskan dan masih sering mengeluh kalau makanan yang ada tidak sesuai dengan keinginan saya.
Yah hanya sepintas teringat...Tapi dengan mengingat kejadiaan ini saya bertekad untuk lebih giat belajar bersyukur..dan semoga tidak sepintas saja.
salam sehat ^ ^
minta pasang link saya donk!!! pnya saya sudah memasang link anda di blog saya ryansiprofesor.blogspot.com
ReplyDeleteok...akan saya pasang ^^ salam kenal...
ReplyDeletePagi mbak, pastinya di Jakarta lebih banyak anjal dan pengemis ya?
ReplyDeleteDi Malang juga buanyak anjal dan pengemisnya, apalagi di kampus2, banyak betebaran. salam hangat Mbak. Bagaimana caranya tukeran link ya? Apa bisa??
Hormat Saya,
Suaidi Bakhtiar | pembalutwanitaonline@yahoo.com
Agen Pembalut Wanita Kain Yang Sehat, Aman dan Nyaman.
Jl. Gajayana Gang 1 no. 743 B Dinoyo, Kota Malang
HP : 0856 4960 8915 | Fleksi : 0341 549 6281
www.pembalutwanitaonline.wordpress.com
Deew...
ReplyDeletepeka sekali :)
Masih bisa meluhat sekeliling ketika sedang bersenang senang...
kadang kita suka lupa ya...
Makasih udah diingatkan yaaa :)
Hehe...hanya berusaha untuk lebih bersyukur mba :D
ReplyDelete